Sabtu, 08 April 2017

metode mengajar seru dan menarik

METODE KERJA KELOMPOK, INVESTIGASI, DAN PEMBERIAN TUGAS

A.  Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
1.    Perbedaan individual dalam kemapuan belajar, terutama bial kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar.
2.    Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama.
3.    Pengelompokkan berdasarkan jenis pekerjaaan yang akan kita berikan.
4.    Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan  koordinasi kerja.
5.    Pengelompokka secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain.
6.    Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya dalam satu kelompok bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurag baik). Jika dilihat dari segi proses kerjanya, kerja kelompok dibagi menjadi dua, yaitu  kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang. Kelompok jangka pendek, artinya jangka wkatu untuk bekerja dalam kelompok hanya pada saat itu saja. Jadi sifatnya insidensial. Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesaui dengan tugas/ masalah yang akan dipecahkan.
Untuk mencapai hsil yang baik, faktor yang harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah:
1.    Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
2.    Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipacahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepasa kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
3.    Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
4.    Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.

B.  Metode investigasi
      Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa.[1]
    Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemunginan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Kegiata n belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru yang pelaksanaannya mengacu pada teori investigasi. Investigasi diawali oleh soal-soal atau masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajarnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru.[2]
Model belajar “investigasi” sebenarnya dapat dipandang sebagai model belajar “pemecahan masalah” atau model “penemuan”.[3] Tetapi model belajar “investigasi” memiliki kemungkinan besar berhadapan dengan masalah yang divergen serta alternatif perluasan masalahnya. Sudah barang tentu dalam pelaksanaannya selalu perlu diperhatikan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai, mungkin tentang suatu konsep atau mungkin tentang suatu prinsip.
Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaanpertanyaan yang lebih terarah, detail dan rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.[4]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.
    Namun, metode investigasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pemanfaatan model pembelajaran investigasi kelompok terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.[5] Diantara kelebihan dari metode investigasi ini adalah:
1.    Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, kritis,kreatif,reflektif,dan produktif.
2.    Dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati.
3.    Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.
4.    Dapat menumbuhkan sikap saling bekerja sama antar siswa.

    Selain mempunyai kelebihan, metode investigasi juga mempunyai kekurangan yang diantaranya:
1.    Merupakan modelpaling kompleks dan paling sulit dilakukan dalam proses belajar mengjar.
2.    Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relative lama.
3.    Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

C.       Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Secara denotatif, metode pemberian tugas (resitasi) adalah pembacaan hafalan di muka umum atau hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Save M. Dagun dalam kamus besar ilmu pengetahuan (20002) tertulis bahwa resitasi (sebagai istilah psikologi) disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.[6]
 Dalam literatur yang dijelaskan bahwa pemberian tugas dapat diartikan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan rumah.[7] Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh siswa membaca buku kemudian memberi pertanyaan-pertanyaan di kelas, tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh siswa membaca dan menambahkan tugas.
Teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi. Pemberian tugas terbagi menjadi 3 fase yaitu:
a.       Pendidik memberi tugas
b.      Siswa didik melaksanakan tugas
c.       .Mempertanggung jawabkan kepada pendidik tentang tugas yang dikerjanya.

Selain itu, fase pemberian tugas setidaknya memenuhi prosedur sebagai berikut:
1) Tugas yang Jelas Agar hasil belajar siswa memuaskan, maka guru merumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa.
2) Petunjuk-petunjuk yang Jelas
Pengunaan metode tugas, perlu dipertimbangkan bentuk tugas yang diberikan, tujuan yang hendak dicapai dan carasiswa menyelesaikan tugas tersebut.[8] selain itu, guru dalam memberikan tugas hendaknya menunjukkan aspek-aspek yang jelas dengan maksud agar perhatian siswa didik waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan.[9]
 Terdapat tiga alasan pentingnya penggunaan metode tugas dalam proses pembelajaran yaitu Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri masalah dengan mambaca sendiri,  mengerjakan soal-soal sendiri, dan Agar siswa lebih rajin belajar.[10] Oleh karena itu, dalam penggunaan metode penugasar.dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru dan anak. Ketika siswa mengerjakan tugas tidak lepas dari pengawasan/bimbingan guru.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas ada 3, yaitu:[11]
1.    Fase pemberian tugas. Tujuan yang akan dicapai harus jelas. Jenis tugas yang tepat sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan tersebut sesuai dengan kernampuan anak. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan anak.Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2.    Langkah pelaksanaan tugas. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
3.    Dan Fase mempertanggung jawabkan tugas. Siswa setelah mengerjakan tugas misalnya mencocok, siswa harus merapikan tempat belajar, dan alat-alat belajar didalam kelas.




























SUMBER PUSTAKA
Majid, Abdul. 2016. Strategi pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-



[1] Krismanto, 2003
[2] Talmagae dan Hart (dalam Krismanto, 2003)
[3] Soedjadi (dalam Sutrisno, 2001 : 162),
[4] Soppeng, (2009)
[5] Santoso, (2011)
[6] Supriadie: 2012.
[7] Roestiyah (1996:132)
[8] Sriyono (1992:45)
[9] Pasaribu S. (1992:45
[10] Menurut Prasetyo (1997:27),
[11] Sagala (2003:145

Tidak ada komentar:

Posting Komentar