METODE
INTERAKSI MASSA
Dalam
proses pembelajaran guru dituntut untuk bisa mengajarkan materi pelajaran
dengan baik dan menarik agar supaya pada
proses pembelejaran tersebut tidak timbul rasa jenuh dan dapat mencapai tujuan
belajar yang diinginkan. Untuk membuat proses pembelejaran tersebut menjadi
menarik maka guru harus cerdas dalam memilih teknik ataupun metode
pembelajaran. Selain adanya metode ceramah, diskusi, demontrasi dan
metode-metode lainnya yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka pada
pembahasan kali ini akan di bahas tentang teknik dan metode lainnya yang
melibatkan banyak orang atau massa yang disebut dengan teknik interaksi massa.
Teknik interaksi massa
merupakan suatu metode mengajar yang melibatkan sekelompok siswa dalam jumlah
besar. Pada metode ini biasanya proses pembelajaran biasanya dilakukan dengan
cara berdiskusi yang menjadikan satu atau dua orang pemateri di depan siswa
ataupun invidu lainnya yang berjumlah banyak yang setelah itu terjadinya
diskusi ataupun tanya jawab mengenai materi yang disampaikan
Ada
beberapa macam bentuk dari teknik interaksi massa ini yang digolongkan menjadi
beberapa golongan, yaitu:
a. Symposium
Jenis Teknik ataupun metode interaksi
lainnya adalah symposium. Symposium merupakan serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang
pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari topic
tertentu. tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk merangsang pemikiran pada
kelompok besar manusia dalam waktu singkat serta turut berpartisipasi dalam usaha
pemecahannya. Metode mengajar dengan cara symposium ini merupakan metode
mengajar dengan membahas suatu persoalan yang dipandang dari berbagai sudut
pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang
luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah
yang dibahas, symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim
perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut webester, symposium
diaartikan sebagai pertemuan sosial dimana diadakan pertukaran pikiran secara
bebas. Jadi cirinya ialah bersifat sosial, berfungsi mencapai saling pengertian
dan tempat menghimpun pendapat-pendapat.[1]
Dalam symposium masalah-masalah yang akaan dibicarakan diantarkan oleh
seseorang atau lebih pembicara dan disebut pemrasakan, pemrasaran boleh
mengeluarkan pendapat menanggapai yang telah di kemukkan oleh pemrasaran.[2]
Penggunaan teknik symposium ini
memiliki kelebihan yang dapat kita amati seperti berikut :
1.
Dapat menambah nilai symposium dengan reaksi pengunjung
2.
Dapat dipakai untuk keperluan kelompok besar maupun kecil (terutama yang
besar)
3.
Dipaaki untuk menyajikan banyak keterangan dalam waktu yang singkat
4.
Pengganti pembicara akan menghidupkan suasana, menambah variasi dan
membuat lebih menarik pembicara
5.
Pengunjung dapat mendengarkan dengan lebih banyak perhatian dalam
pembahasan masalah
6.
Dapat menyoroti hasil dengan teliti
7.
Memupuk keberanian setiap orang untuk mengungkap perasaan dan pemikirannya
dimuka orang banyak
8.
Tidak perlu pembahasan lanjutan kerena tidak digunakan untuk memperoleh
keputusan
9.
Pelaksanaan yang informal. Mengakrapkan suasana, singkat dan tidak memakan
biaya
Tetapi sama
halnya dengan teknik lain, di dalam penyajiannya teknik ini pun ditemukan
kekurangan-kekurangan seperti :
1.
Pelaksanaan nya memerlukan banyak waktu
2.
Dalam suasana yang hangat dan tegang sukar untuk mengatur pembicaraan
3.
Tanggapan dari kelompok tertunda
4.
Kepribadian pembicara memungkinkan penekanan pada isi yang kurang tepat
5.
Sulit untuk mengontrol waktu dengan tepat
6.
Peropde forum mudah terulur waktunya, tau-tau pembicaraan itu sudah jauh
7.
Tidak mempunyai bentuk organisasi karena memiliki anggota tertentu
b. Debat
Debat merupakan Sebuah teknik yang
melibatkan siswa yang berada piahk pro dan kontra, dimana pembicara dari pihak
yang pro dan kontra menyatakan pendapat
mereka masing mengenai problem yang mereka pegang. Debat dapat diikuti dengan
suatu tangkisan atau tidak perlu. Dalam teknik ini anggota kelompok dapat juga
bertanya kepada peserta debat/pembicara.
Dalam teknik ini memiliki kelebihan
dalam penerapannya terhadap proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :
1.
Dengan perdebatan yang sengit, akan mempertajam hasil pembicaraan
2.
Dari seluruh perdebatan yang berlangsung dapat menemukan hasil yang lebih
tepat mengenai suatu masalah
3.
Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok
4.
Siswa dapat mengemukkan fakta dari kedua sisi masalah, sehingga dapat
diteliti fakta mana yang benar atau valid dan bisa dipertanggungjawabkan
5.
Dapat membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara dan berpartisipasi
mengeluarkan pendapat
6.
Bila masalah perdepatan menarik, maka pembicaaan ittu mampu mempertahankan
minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu
7.
Dapat dipergunakan untuk kelompok besar
Dengan
adanya kelebihan maka akan timbul kelemahan-kelemahan juga sama halnya dengan
teknik lain, yang diantaranya :
1.
Munculnya keinginan untuk menang sehingga tidak memperhatikan pendapat
orang lain’
2.
Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang
yang berbedat
3.
Dengan teknik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali jika
diikuti dengan diskusi
4.
Sengitnya perdebatan bisa membentuk banyaknya emosi yang terlibat,
sehingga debat itu semakin gencar dan ramai
5.
Agar bisa dilaksanakan dengan baik
maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya
c. Diskusi Panel
Diskusi panel ialah pembicaraan yang
sudah direncanakan didepan audiens tentang sebuah topic yang mana diperlukan
tiga panelis atau lebih dan seorang pemimpin/moderator. Diskusi ini digunakan apabila
kita ingin mengemukakan pendapat yang berbeda dan hanya dapat dilaksanakan jika
ada panelis yang memenuhi syarat. Diskusi ini merupakan suatu pembahasan suatu
masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 dihadapan pendengar. Dalam
diskusi ini pendengar tidak terlibat langsung tetapi berperan hanya sekedar
peninjau para panelis yang sedng melaksanakan diskusi.
Bahan-bahan yang di panelkan itu
hendaknya sesuai dengan kemampuan para pelajar, sheingga bahan-bahan tersebut
tidak harus diambil dari kurikulum saja, tetapi boleh juga di luar kurikulum
dan sifatnya aktial.[3]
Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa pandangan. Pada
umumnya oanel ini dilaksanakan oleh beberapa orang saja yang dapat juga diikuti
oleh banyak pendengar. Diskusi ini dapat iikuti oleh banyak murid sebagai
peserta, yang dibagi menjadi peserta aktif dan peserta tidak aktif. Peseta
aktif yaitu langsung mengadakan diskusi, sedangkan peserta tidak aktif adalah
sebagai pendengar.[4]
Teknik ataupun metode ini sama
halnya dengan metode-metode pembelajaran lainnya yaitu sama-sama memiliki
kelebihan dan kelemahan tersendiri di dalam proses penerapannya. Adapun
kelebihan dari metode diskusi panel ini adalah:
1.
Dapat membangkitkan pikiran siswa
2.
Dapat mengemukkan pendapat yang berbeda dan pandangan dari berbagai sudut,
setelah kita akan memperoleh hasilnya
3.
Dapat mendorong siswa untuk melatih menganalisa masalah .
Selain dari beberapa kelebihan diatas, metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
1.
Bila pembicaraan meluas dan berlarut-larut maka mudah terrsesat
2.
Teknik ini memungkinkan penulis untuk berbicara telalu banyak sehingga
tidak kesempatan berbicara bagi yang lain
3.
Tidak memungkinkan semua peserta menggambil bagian
4.
Kecenderungan untuk menjadi serial pidato pendek
5.
Dapat memecah pendengar ketika mereka setuju dengan penulis tertentu
6.
Memerlukan waktu dan persiapan yang cukup banyak
7.
Perlu adanya seorang moderator yang terampil
Karena itulah pelaksanaan diskusi panel perlu
memperhatikan langkah-langkah untuk
membuat teknik ini menjadi berhasil diterapkan, yang diantaranya sebagai
berikut :
1.
Fase persiapan
a.
Menetapkaan gatis besar masalah
b.
Menentukan panelis
c.
Menentukan masalah yang actual
d.
Panelis harus berpengalaman dan pandai dalam berbicara dengan lancar
e.
Panelis harus berpengalaman dan panelis dalam berbicara dengan lancar
f.
Moderator harus terampil
2.
Fase pelaksanaan
a.
Harus terdapat 2 kelompok
b.
Masalah harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan
c.
Moderator memperkenalkan peserta panelis kepada pendengar
3.
Fase evaluasi
Pada fase ini merupakan fase
penutup dari metode ini. Pada fase ini moderator yang merupakan pemimpin
diskusi dapat menyimpulkan hasil diskusi yang telah dijalankan oleh peserta
diskusi tetapi tidak merupakan keputusan atau kesatuan pendapat melainkan apa
yang telah di bahas selama diskusi itu berjalan.
d. Seminar
Teknik penyajian ini ialah suatu diskusi
atau kegiatan pembahasan yang bersifat ilmiah tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan studi. Seminar bertujuan agar memperoleh
pedoman-pedoman atau pemecahan masalah secara ilmiah. Seminar merupakan bentuk
pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah orang untuk melakukan kajian dan
pembahasan suatu masalah/topic melalui gagasan pikiran dan tukar pendapat yang
dipandu oleh seorang ahli. Seminar
biasanya diawali oleh oembicara (keynote Speaker) yang tujuannya untuk
memberikan arah materi dan jalannya
diskusi. Setiap pembicara membahas suatu topik dan mengacu pada suatu tema
seminar atau masalah utama yang dibahas.
Kelebihan dari penggunaan teknik
adalah:
1.
Seminar terbentuk dan terorganisasi dengan baik
2.
Adanya organizing comite (panitia penyeleenggara dan steering comitte)
panita perumus, sehingga pelaksaan dapat berjalan lancar
3.
Adanya pembahasan serta kerja kerja yang membahas masalah secara teoritis
sudah dipersiapkan
4.
Masalah-masalah yang dibahas adalah masalah yang actual tentang kehidupan
sehari-hari
5.
Pada akhir seminar perlu adanya kesimpulan atas peraturan yang merupakan
hasil kebulatan pendapat para peserta.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan
dari teknik ini adalah:
1.
Biaya yang sangat besar
2.
Sukarnya penentuan peserta yang sungguh-sungguh berkemauan dan kualified
3.
Banyaknya penyitaan waktu untuk pertemuan
4.
Seringnya hasil perumusan yang kurang mantap
Agar supaya seminar
dapat berjalan lebih efektif maka perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
1.
Fase persiapan
a.
Merumuskan tujuan yang jelas
b.
Menyusun bahan untuk seminar
c.
Menetapkan pembahasan utama
d.
Membentuk panitia yang terdiri dan panitia penyelenggaraan dan panitia
pemurus
e.
Menyiapkan waktu dan tempat sebaik-baiknya
f.
Pemberitahuan kepada peserta
2.
Fase pelaksanaan
a.
Penjelasan umum mengenal pokok secara seminar
b.
Lembaran kerja yang bersifat teoritis
c.
Memulai acara dengan kata pengantar, pengantar umum oleh orang-ra orang
ahli
d.
Mengelompokkan peserta
e.
Perumusan akhir dilakukan dengan panitia perumus serta disahkan oleh para
peserta dalam sidang pleno
3.
Fase evaluasi
a.
Hasil perumusan apakah sudah memenuhi pencapaian tujuan
b.
Apakah perlu ada tindak lanjut dari perumusan itu.
e. Musyawarah Kerja
Musyawarah kerja merupakan pertemuan
khusus yang dihadiri oleh orang-orang yang bergerak atau mempunyai profesi
dalam bidang kerja sejenis. Musyawarah kerja dilakukan di dalam suatu
pembahasan penting mengenai suatu program kerja yang dijalankan oleh beberapa
pihak seperti organisasi. Massa dalam hal musyawarah kerja ini jumlahnya sangat
terbatas maupun kualitasnya. Tujuan
penggunaan musyawarah kerja ini antara lain sebagai berikut:
1. Menciptakan
peningkatan kompetensi professional atau keahlian siswa yang bergerak dalam
bidang kerja maupun keterampilan yang sejenis.
2.
Agar mempunyai kesempatan untuk saling
tukar pengalaman dan pengetahuan dalam meningkatkan mutu dan kelancaran kerjanya.
Kelebihan dari teknik ini adalah :
1.
Dapat meningkatkan mutu dalam bidang kerjanya masing-masing
2.
Meningkatkan kompetensi profesional siswa yang bergerak dalam keterampilan
dan keahliaan yang sama
3.
Adanya musyawarah kerja dapat digunakan untuk mengatasi
kebutuhan-kebutuhan khusus
Selain itu, Kekurangan dari teknik ini adalah:
1.
Sulit menemukan tempat dan waktu yang sesuai dengan permintaan peserta
2.
Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit
3.
Adanya hambatan dalam perencanaan musyawarah kerja
Untuk melaksanakan teknik ini perlu
mempertimbangkan langkah-langkah agar supaya teknik ini dapat berjalan secara
efektif, yaitu adalah sebagai berikut :
1.
Fase persiapan
a.
Membentuk panitia pelaksana
b.
Adanya pemberitahuan sebekum musker dilaksanakan
c.
Persoalan-persoalan harus dianggap perlu
d.
Panitia mengklasifikasi persoalan
e.
Menetapkan manusia sumber bagi tiap kelompok
2.
Fase pelaksanaan
a.
Dimulai penjelasan umum dari pengarahan
b.
Membentuk kelompok
c.
Setiap kelompok memiliki pemimpin dan penasehat ahli
d.
Kelompok membahas berdasarkan klasifikasi persoalan yang ada
e.
Perlu mencantumkan acara panel, demontrasi, ceramah dan sebagainya
f.
Hasil perumusan akhir pada sidang pleno
3.
Fase evaluasi
a.
Apakah perlu ada tindak lanjut dari hasil pertemuan
b.
Apakah perumusan akhir pada sidang pleno
SUMBER PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000
Ahamadi, Abu dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar
Mengajar, bandung : CV. Pustaka setia, 1997
Hadi, Amirul dan Haryono, Metode penelitian Pendidikan,
Bandung : CV. Pustaka setia,1998
NK. Roestiyah, Stategi Belajar Mengajar, jakarta :
Rineka Cipta, 2001
[1]Ramayulis, MetodologiPengajaran
Agama Islam, hlm 150
[2]Zakiahdaradjat,
MetodikKhususPengajaran Agama Islam, hlm 294
[3]Ramayulis,
Metodologi pengajaran agama islam, Jakarta : kalammulia , hlm 149
Tidak ada komentar:
Posting Komentar